Pertama kami mengunjungi Makam Pangeran Wijaya Kusuma di daerah Tubagus Angke. Menurut sejarah, beliau adalah Panglimanya Pangeran Djakerta atau lebih dikenal Pangeran Jayakarta kalau tidak salah, mohon dikoreksi bila terdapat kesalahan.
Kemudian perjalanan dilanjutkan ke Habib Husen di Kramat Luar Batang, berikut sedikit sejarahnya HABIB HUSEIN
Dilahirkan di YAMAN tepatnya didaerah HADRALMAUT pada tahun 1716 M beliau seorang anak yatim dan anak dari Syech Habib ABU BAKAR ALAYDRUS.Datang ketanah Jawa tepatnya didaerah Pelabuhan Sunda Kelapa tahun 1736 M, beliau adalah salah seorang penyebar agama Islam didaerah Betawi serta ditakuti oleh Tentara Belanda pada masa itu, Beliau meninggal pada usia ± 40 Tahun tepatnya tahun 1756 pada hari Kamis 17 Ramadhan.
RIWAYAT KAMP. LUAR BATANG
Pada saat Habib HUSEIN meninggal tahun 1756 ada peraturan dari Belanda bahwa setiap pendatang yang meninggal harus dimakamkan didaerah Tanah Abang, maka jenazah beliau dibawa kesana memakai kurung batang akan tetapi pada saat akan dimakamkan dan kerung batang dibuka ternyata jenazah Habib HUSEIN tidak ada akan tetapi jenazah tetap berada di Sunda Kelapa dan sudah dilakukan sebanyak 3 kali maka diputuskan jenazah dimakamkan di lokasi pelabuhan Sunda kelapa dan sampai sekarang kampung tersebut terkenal dengan sebutan Keramat Kampung Luar batang.
= Evik =
Perjalan berikutnya yaitu ke Rumah Si Pitung di Marunda dan Masjid tertua di Jakarta yaitu Masjid Al Alam berikut adalah sejarahnya
SEJARAH MESJID AL’ALAM
MESJID AL’ALAM DIBANGUN OLEH FATAHILAH DIBANTU OLEH PARA WALIYULLAH PADA TAHUN 1527 YAITU UNTUK MENGHADANG PASUKAN TENTARA PORTUGIS YANG AKAN MENYERANG BATAVIA, PERLU JUGA DIKETAHUI MESJID AL’ALAM INI DIBANGUN DALAM TEMPO 1 ( SATU ) HARI DAN TERKENAL DENGAN NAMA MESJID SIPITUNG.
RUMAH PITUNG
SEKITAR ± 100 METER TERDAPAT RUMAH BERBENTUK JOGLO, DULUNYA RUMAH INI MILIK SEORANG SAUDAGAR KAYA BERNAMA H. SYAFIUDDIN, DIRUMAH INILAH SOSOK JAGOAN BETAWI BERNAMA PITUNG DENGAN KAWAN-KAWANNYA BERSEMBUNYI DARI KEJARAN TENTARA KOMPENI BELANDA. DIMESJID AL’ALAM & DIRUMAH INILAH PITUNG DKK MENGASAH ILMU BATIN DAN MENGATUR STRATEGI MELAWAN TENTARA KOMPENI BELANDA
Dirumah Si pitung inilah kami bertemu dengan satu-satunya keturunan H. Syafiuddin yaitu Bapak Farhan, beliau inilah yang mengurus rumah sipitung sampai sekarang, sayang beliau kurang mendapat perhatian dari pemerintah setempat, saat ini beliau hanya digaji sebagai honorer untuk mengurus rumah tersebut padahal perawatan rumah tersebut cukup besar biayanya dan dia hanya mengandalkan dari keikhlasan para penjiarah saja.
Dan yang terkahir kami ke Makam Pangeran Djakerta atau Pangeran Jayakarta di Jatinegara Kaum. Disinilah perjalan 1 hari kami berkahir semoga bisa melanjutkan ke tempat jiarah lainnya di luar kota Jakarta..................Om bay
No comments:
Post a Comment
Isi Komentar anda di sini :