Wednesday, October 22, 2008

Ubahlah Bersama Allah

Ubahlah Bersama Allah

Oleh: Yusuf Mansur

Tidak ada satu pun manusia yang tidak ingin berubah. Semuanya ingin berubah. Berubah menjadi lebih baik tentunya. Dari punya utang menjadi lunas, dari tidak berjodoh menjadi berjodoh. Dari tidak punya anak, menjadi punya anak. Dari penyakitan, jadi sehat. Dari hidup gelisah, menjadi tenang.

''Saya bosen jadi satpam, Pak Ustadz,'' tutur seorang petugas keamanan di satu pom bensin.
Saya balik tanya, ''Digaji gak?
Dia bilang, ''digaji.''
Saya katakan pada dia, ''Zaman sekarang mah, alhamdulillah masih ada kerjaan dan ada gajinya.''

Tapi dia bersikeras untuk berubah. ''Tujuh tahun saya jadi satpam. Masak gak ada perubahannya?''
''Shalat Asharnya jam berapa tadi?'' kebetulan pertemuan saya dengannya sekitar pukul 17.00.
Dia tertawa, ''Sudah Pak ustadz,'' katanya. ''Barusan.''
''Pantes juga situ lama berubahnya. Ketinggalan terus shalatnya. Sering ya?''

Dia jawab, ''Habis tugasnya begini. Susah untuk shalat tepat waktu. Padahal kata saya mah, tak apa-apa. Bisa kalau mau mengatur mah.''
Saya katakan kepada beliau ini, bahwa rezeki dia tertunda dua jam, andai Ashar adalah pukul 15.00. Dan kalau begini di setiap shalat, maka tertundanya lama sekali. Ibarat adu sprint, maka dia kalah dua jam.

Bayangkan, dalam sehari, lima kali shalat, berarti kalah 10 jam. Dalam sebulan? 300 jam. Dalam setahun? 3.600 jam. ''3.600 jam itu setara dengan 150 hari, atau lima bulan. Lah, selama tujuh tahun, berarti kemajuan situ terlambat 35 bulan atau hampir tiga tahun. Sementara kawan-kawan situ sudah maju, situ masih di tempat saja. Wong jalannya telat tiga tahun. Itu kalau dihitung hanya dari start sejak jadi satpam. Kalau dihitung sejak SMA bagaimana? Atau malah kalau dihitung sejak akil balig? Wuah, makin lama kalahnya.''

Mari kita coba, ubahlah hidup bersama Allah. Langkah pertama, benahi shalat. Kalau sebelumnya suka telat, usahakan tepat waktu. Kalau sebelumnya tidak berjamaah, usahakan berjamaah. Kalau sebelumnya tiada sunah qabliyah ba'diyah, tegakkanlah qabliyah ba'diyah. Syukur-syukur ada tambahan Dhuha dan Tahajjud.

Saya teringat nasihat Mu'allim Syafii Hadzami, ''Benahi sajadah, hidup mah ntar juga benar sendirinya. Lempangi sajadah, insya Allah hidup lempang dengan sendirinya.''

(-)

Koran サ Hikmah

2008-09-12 07:58:00

Ubahlah Bersama Allah (2)

Oleh: Yusuf Mansur

Harus berani sedekah yang besar untuk sebuah perubahan besar yang kita kehendaki.

Pembaca Republika yang dirahmati Allah, pada esai terdahulu kita bicara tentang bagaimana supaya kita berubah. Sudah dibahas di pembahasan pertama bahwa cara mengubah hidup pada kali pertama adalah dengan membenahi shalat. Pada esai sekarang ini, kita bicara tentang sedekah sebagai langkah kedua untuk mereka yang mau berubah.

Petugas keamanan pom bensin yang sudah menyatakan siap memperbaiki shalatnya, saya minta melengkapi ikhtiar menuju perubahan dengan bersedekah. Kira-kira, pertemuan dengan security itu terjadi di pertengahan bulan berjalan.

''Soal shalat, saya siap, Ustadz. Tapi, soal sedekah, ntar katanya"" jelas"" sekali"" bahwa"" itu"" penolakan=""

''Emang mengapa?
''Sudah habis, Ustadz.''
''Memang, berapa gajimu? Kok udah abis aja?''
Dia menjawab, ''Berapa sih penghasilannya sebagai satpam? Cuma Rp 1,7 juta.'' Katanya, ''Hari gini, 1,7 juta kagak berasa.'' Saya berkernyit. ''Mestinya cukup. Pasti, ada yang gak beres barangkali?'' Ternyata benar. Dia ingin gagah. Dia membeli sepeda motor besar dengan cara mengangsur. Angsurannya sebesar Rp 900 ribu.
''Tak ada tabungan sama sekali?'' kejar saya.
Dia menjawab, ''Tidak ada.''

Dia sudah bersedia memperbaiki shalat habis-habisan. Maka, dia kudu melengkapinya dengan sedekah. Sebab, ibarat sandal, sandalnya cuma sebelah. Harus lengkap: shalat dan sedekah.

''Ok, kalau gajian sudah habis, tabungan tidak ada, dan motor pun tidak bisa disedekahkan, bagaimana dengan gaji bulan depan?''
Dia bingung, ''Nanti bulan depan, makan apa kalau gaji diambil dan disedekahkan?''

Ingatlah bahwa Ashshodaqotu tajliibur rizqi, sedekah itu mengundang datangnya rizki. Lagi pula, Innallaaha laa yukhliful mii'aad, Allah Maha Menepati Janji. Allah akan melipatkan dari apa yang kita sedekahkan. Maka, tak perlu ragu untuk bersedekah.

(-)


Koran サ Hikmah

2008-09-19 06:53:00

Ubahlah Bersama Allah (3)

Oleh Yusuf Mansur
Berani menerima tantangan untuk berubah, insya Allah kita akan berubah.

Allah 'menantang' kita untuk memberikan balik rezeki yang diberikan-Nya untuk Allah (baca: bersedekah).

Sesiapa yang bersedia memberi, Allah menyediakan penggantinya; yang lebih banyak, yang lebih baik. Sayang, tidak semua orang berani menerima tantangan-Nya, dan karenanya pula tidak semua bisa menikmati janji Allah.

Juga dalam hal tantangan shalat. Allah tunggu kita di penghujung malam. Sesiapa yang bisa bangun malam, Allah janjikan perubahan derajat, naik ke derajat yang lebih tinggi. Sayang juga, tidak semua orang tahu lalu bersedia bangun malam. Sebagaimana tidak semua orang tahu tentang sedekah lalu berani bersedekah. Khususnya sedekah yang terbaik.

Petugas keamanan yang kita angkat kisahnya sebagai ''orang-orang yang berubah bersama Allah,'' menerima tantangan ini. Di tulisan yang terdahulu, saya membacakan ayat-ayat Allah padanya; ayat-ayat tentang shalat dan sedekah.

Subhanallah, sekuriti ini menyambut tantangan tersebut. ''Innamal mu'minuunal ladziina idzaa dzukirallaahu wajilat quluubuhum'', sesungguhnya mereka yang beriman ialah yang ketika diingatkan akan ayat-ayat Allah bergetar hatinya.''
Maka, ia siap kasbon gaji bulan depan dan disedekahkan. Dia tidak pasrah pada janji Allah, tapi yakin pada janji itu.

Shalatnya juga dibenahi. Ia menjaga supaya shalat dilakukan berjamaah, ada qabliyah ba'diyah, dan sebisa mungkin melakukan duha, tahajud, dan witir. Saya menambahkan satu hadis, ''Awtiruu, witirlah kalian fa-illam tawtiruu, barang siapa yang tidak witir, falaisan minnii, maka ia bukan dari golonganku.'' (Muttafaq 'Alaih).

Pembaca Republika yang dirahmati Allah, insya Allah kita akan menemukan jawaban ''Berubah Bersama Allah'' ini pekan depan. Kita akan menemukan jawaban bahwa janji Allah itu benar adanya.

(-)


Koran サ Hikmah

2008-09-26 07:26:00

Ubahlah Bersama Allah (4 - Terakhir)

Oleh: Yusuf Mansur

Sedekah adalah janji Allah
Dan Allah tidaklah pernah ingkar janji

Di tulisan terdahulu, si satpam yang kepengen berubah dengan jalan shalat dan sedekah, akhirnya benar-benar menempuh dua jalan itu. Khusus sedekah, ia akhirnya kasbon Rp 1,7 juta. Kasbon untuk sedekah.
''Dikasih?'' tanya saya. Semula tidak, begitu kata dia. Dia malah dinasihati bosnya, kalau sedekah seadanya saja. Perubahan harus pelan-pelan, jangan memaksakan kehendak, nanti kecewa.

''Saya sudah kenceng ingin sedekah. Masak iya Allah bohong. Lagian, sekali-kalilah berani sedekah yang besar,'' jawabnya pada sang bos. Permintaan kasbon satpam ini diloloskan.

Saudaraku, sedekah memang janji Allah. Saya ceritakan di kisah ini, bahwa kisah ini terjadi kira-kira di pertengahan bulan. Ia memang harus kasbon, sebagaimana biasanya. Tapi, kali ini ia pertaruhkan kasbon-nya untuk Allah.

Selang beberapa hari, saya dikabari bahwa istri sang satpam yang bersedekah itu kecipratan rezeki penjualan tanah di kampungnya. Pulang kampung sejenak, sang istri pulang dengan membawa uang Rp 17,5 juta, 10 kali lipat dari uang yang disedekahkan!

Buat apa uang itu? Ia ambil Rp 5 juta saja, sisanya diserahkan pada ibunya untuk tambahan biaya naik haji.

Peristiwa ini kemudian menarik perhatian bosnya. Di bulan berikutnya, atau dua bulan sejak ia sedekah dengan ber-kasbon, bosnya memindahkan ia ke bagian keuangan, dengan gaji naik menjadi Rp 2,5 juta per bulan. Subhanallah! Allahlah Pemilik Rahasia dan Pemilik Jalan.

Saudaraku, satpam sahabat kita itu membuktikan bahwa janji Allah adalah pasti. Pemilik sekalian alam ini tak pernah mengingkari janji-Nya sejengkal pun. Apakah kisah satpam ini hanya jadi kisah belaka? Atau, akan jadi uswatun hasanah? Semoga kita bisa mengambil pelajaran

No comments:

Post a Comment

Isi Komentar anda di sini :