Thursday, December 4, 2008

1 ons bukan 100 gram bener gak ya ?

PENDIDIKAN YANG MENJADI BOOMERANG.

Seorang teman saya yang bekerja pada sebuah perusahaan asing, di PHK akhir
tahun lalu. Penyebabnya adalah kesalahan menerapkan dosis pengolahan
limbah, yang telah berlangsung bertahun-tahun. Kesalahan ini terkuak
ketika seorang pakar limbah dari suatu negara Eropa mengawasi secara
langsung proses pengola! han limbah yang selama itu dianggap selalu gagal.

Pasalnya adalah, takaran timbang yang dipakai dalam buku petunjuknya
menggunakan satuan pound dan ounce. Kesalahan fatal muncul karena yang
bersangkutan mengartikan 1 pound = 0,5 kg. dan 1 ounce (ons) = 100 gram,
sesuai pelajaran yang ia terima dari sekolah.

Sebelum PHK dijatuhkan, teman saya diberi tenggang waktu 7 hari untuk
membela diri dgn. cara menunjukkan
acuan ilmiah yang menyatakan 1 ounce (ons) = 100 g. Usaha maksimum yang
dilakukan hanya bisa menunjukkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang
mengartikan ons (bukan ditulis ounce) adalah satuan berat senilai 1/10
Kilogram. Acuan lain termasuk tabel-tabel konversi yang berlaku sah atau
dikenal secara Internasional tidak bisa ditemukan.

SALAH KAPRAH YANG TURUN-TEMURUN.

Prihatin dan penasaran atas kasus diatas, saya mencoba Menanyakan hal ini
kepada lembaga yang paling
berwenang atas system takar-timbang dan ukur di Indonesia , yaitu
Direktorat Metrologi. Ternyata, pihak Dir. Metrologi pun telah lama
melarang pemakaian satuan ons untuk ekivalen 100 gram. Mereka justru
mengharuskan pemakaian satuan yang termasuk dalam Sistem Internasional
(metrik) yang diberlakukan resmi di Indonesia . Untuk ukuran berat,
satuannya adalah gram dan kelipatannya. Satuan *Ons bukanlah bagian dari
sistem metrik* ini dan untuk menghilangkan kebiasaan memakai satuan ons
ini, Direktorat Metrologi sejak lama telah memusnahkan semua anak
timbangan (bandul atau timbal) yang bertulisan "ons" dan "pound".
Lepas dari adanya kebiasaan kita mengatakan 1 ons = 100 gram dan 1 pound =
500 gram, ternyata *tidak
pernah ada acuan system takar-timbang legal* atau pengakuan internasional
atas satuan ons yang nilainya
setara dengan 100 gram. Dan dalam sistem timbangan legal yang diakui dunia
internasional, *tidak pernah dikenal adanya satuan ONS khusus ** Indonesia
**. Jadi, hal ini adalah suatu kesalahan yang diwariskan
turun-temurun. Sampai kapan mau dipertahankan ?

BAGAIMANA KESALAHAN DIAJARKAN SECARA RESMI ?

Saya sendiri pernah menerima pengajaran salah ini ketika masih di bangku
sekolah dasar. Namun, ketika saya memasuki dunia kerja nyata, kebiasaan
salah yang nyata-nyata diajarkan itu harus dibuang jauh karena akan
menyesatkan. Beberapa sekolah telah saya datangi untuk melihat sejauh mana
penyadaran akan penggunaan sistem takar-timbang yang benar dan sah dikemas
dalam materi pelajaran secara benar, dan bagaimana para murid (anak-anak
kita) menerapkan dalam hidup sehari-hari. Sungguh memprihatinkan. Semua
sekolah mengajarkan bahwa 1 ons = 100 gram dan 1 pound = 500 gram, dan
anak-anak kita pun menggunakannya dalam kegiatan sehari-hari. "Racun" ini
sudah tertanam didalam otak anak kita sejak usia dini. Dari para guru,
saya mendapatkan penjelasan bahwa semua buku pegangan yang diwajibkan atau
disarankan oleh Departemen Pendidikan Indonesia mengajarkan seperti itu.
Karena itu, tidaklah mungkin Bagi para guru untuk melakukan koreksi selama
Dep. Pendidikan
belum merubah atau memberikan petunjuk resmi.

TANGGUNG JAWAB SIAPA ?

Maka, bila terjadi kasus-kasus serupa diatas, Departemen Pendidikan kita
jangan lepas tangan. Tunjukkanlah kepada masyarakat kita terutama kepada
para guru yang mengajarkan kesalahan ini, salah satu alasannya agar tidak
menjadi beban psikologis bagi mereka; *"acuan sistem timbang legal yang
mana yang pernah
diakui/ diberlakukan secara internasional, yang menyatakan bahwa : **1 ons
adalah 100 gram, 1 pound adalah 500 gram."?* Kalau Dep. Pendidikan tidak
bisa menunjukkan acuannya, mengapa hal ini diajarkan secara resmi di
sekolah sampai sekarang ? Pernahkan Dep. Pendidikan menelusuri, di negara
mana saja selain Indonesia berlaku konversi 1 ons = 100 gram dan 1 pound =
500 gram? Patut dipertanyakan pula, bagaimana tanggung jawab para penerbit
buku pegangan sekolah yang melestarikan kesalahan ini? Kalau Dep.
Pendidikan mau mempertahankan satuan *ons yang keliru* ini, sementara
pemerintah sendiri melalui Direktorat Metrologi melarang pemakaian satuan
"ons" dalam transaksi legal, maka konsekwensinya ialah harus dibuat sistem
baru timbangan Indonesia (versi Depdiknas).

Sistem baru inipun harus diakui lebih dulu oleh dunia internasional
sebelum diajarkan kepada anak-anak. Perlukah adanya system timbangan
Indonesia yang konversinya adalah 1 ons *(Depdiknas) * = 100 gram Dan
1 pound * (Depdiknas) * = 500 gram.? Bagaimana "Ons dan Pound *(Depdiknas)
*" ini dimasukkan dalam sistem metric yang sudah baku diseluruh dunia?
Siapa yang mau pakai?.

HENTIKAN SEGERA KESALAHAN INI.

Contoh kasus diatas hanyalah satu diantara sekian banyak problema yang
merupakan akibat atau korban kesalahan pendidikan. Saya yakin masih banyak
kasus-kasus senada yang terjadi, tetapi tidak kita dengar. Salah satu
contoh kecil ialah, banyak sekali ibu-ibu yang mempraktekkan resep kue
dari buku luar negeri tidak berhasil tanpa diketahui dimana kesalahannya.
Karena ini kesalahan pendidikan, masalah ini sebenarnya merupakan masalah
nasional pendidikan kita yang mau tidak mau harus segera dihentikan.
Departemen
Pendidikan tidak perlu malu dan basa-basi diplomatis mengenai hal ini.
Mari kita pikirkan dampaknya bagi
masa depan anak-anak Indonesia . Berikan teladan kepada bangsa ini untuk
tidak malu memperbaiki kesalahan. Sekalipun hanya untuk pelajaran di
sekolah, dalam hal Takar-Timbang- Ukur, Dep. Pendidikan tidak memiliki
supremasi sedikitpun terhadap Direktorat Metrologi sebagai lembaga yang
paling berwenang di Indonesia. Mari kita ikuti satu acuan saja, yaitu
Direktorat Metrologi. Era Globalisasi tidak mungkin kita hindari, dan
karena itu anak-anak kita harus dipersiapkan dengan benar. Benar dalam
arti landasannya, prosesnya, materinya maupun arah pendidikannya. .
Mengejar ketertinggalan dalam hal kualitas SDM negara tetangga saja sudah
merupakan upaya yang sangat berat. Janganlah malah diperberat dengan
*pelajaran sampah* yang justru bakal menyesatkan. Didiklah anak-anak kita
untuk mengenal dan mengikuti aturan dan standar yang berlaku SAH dan
DIAKUI secara internasional, bukan hanya yang rekayasa lokal saja. Jangan
ada lagi korban akibat pendidikan yang salah. Kita lihat yang nyata saja,
berapa banyak TKI diluar negeri
yang berarti harus mengikuti acuan yang berlaku secara internasional.
Anak-anak kita memiliki HAK untuk
mendapatkan pendidikan yang Benar sebagai upaya mempersiapkan diri
menyongsong masa depannya yang akan penuh dengan tantangan berat.

ACUAN MANA YANG BENAR?

Banyak sekali literatur, khususnya yang dipakai dalam dunia tehnik, dan
juga ensiklopedi ternama seperti Britannica, Oxford , dll. *(maaf, ini
bukan promosi)* menyajikan tabel-tabel konversi yang tidak perlu diragukan
lagi. Selain pada buku literatur, tabel-tabel konversi semacam itu dapat
dijumpai dengan mudah di-dalam buku
harian/diary/ agenda yang biasanya diberikan oleh toko atau produsen suatu
produk sebagai sarana promosi.
*Salah satu* konversi untuk satuan berat yang umum dipakai SAH secara
internasional adalah sistem avoirdupois/ avdp. (baca : averdupoiz).

1 ounce/ons/onza = 28,35 gram *(bukan 100 g.)*
1 pound = 453 gram *(bukan 500 g.)*
1 pound = 16 ounce *(bukan 5 ons)*

Bayangkan saja, bagaimana jadinya kalau seorang apoteker meracik resep
obat yang seharusnya hanya diberi 28 gram, namun diberi 100 gram. Apakah
kesalahan semacam ini bisa di kategorikan sebagai malapraktek?
Pelajarannya memang begitu, kalau murid tidak mengerti, dihukum!!! Jadi,
kalau malapraktik, logikanya adalah tanggung jawab yang mengajarkan. (*ini
hanya gambaran/ilustrasi salah satu akibat yang bisa ditimbulkan, bukan
kejadian sebenarnya, tetapi dalam bidang lain banyak sekali terjadi)*

KALAU BUKAN KITA YANG MENYELAMATKAN - LALU SIAPA ?.

Melalui tulisan ini saya ingin mengajak semua kalangan, baik kalangan
pemerintah, akademis, profesi, bisnis/pedagang, sekolah dan orang tua dan
juga yang lainnya untuk ikut serta mendukung penghapusan satuan "ons dan
pound yang keliru" dari kegiatan kita sehari-hari. Pengajaran sistem
timbang dgn. satuan
Ounce dan Pound seharusnya diberikan sebagai pengetahuan disertai
kejelasan asal-usul serta *rumus
konversi yang benar*. Hal ini untuk membuang kebiasaan salah yang telah
melekat dalam kebiasaan kita, yang bisa mencelakakan/ menyesatkan
anak-anak kita, generasi penerus bangsa ini.

LEMBAR PELENGKAP TAKAR - UKUR - TIMBANG MENGIKUTI
SISTEM METRIK
YANG BERLAKU
SEJAK THN *1799*.

*Kuantitas* *Satuan*
*Simbol*
*Keterangan*
Panjang meter m bukan mtr.
Luas meter persegi m2
Isi/volume meter kubik m3
Berat gram g bukan gr.
Takaran liter

1 l = 1000 cm3 (cc)
Suhu/temperature derajat Celcius oC

BEBERAPA SEBUTAN/AWALAN UNTUK FAKTOR PENGALI DALAM
SISTEM METRIK
AWALAN FAKTOR PENGALI SIMBOL/SINGKATAN CONTOH
PEMAKAIAN
Giga 1.000.000.000 G GHz.
Mega 1.000.000 M MW
kilo 1.000 k km
hecto 100 h ha
deka 10 da dam
deci 0,1 d dm
centi 0,01 c cm
milli 0,001 m ml
micro 0,000.001 *m* mF
dan seterusnya.

Dalam sistem metrik memang dikenal *1 are = 100 m2* khusus untuk ukuran
tanah yang diakui sah secara internasional.

*Untuk satuan ONS yang mengartikan kelipatan 100 g., apalagi POUND yang
mengartikan kelipatan 500 g., tidak pernah ada didalam system metrik
maupun non-metrik/imperial yang pernah diberlakukan sah secara
internasional. *

No comments:

Post a Comment

Isi Komentar anda di sini :